Minggu, 13 Oktober 2013

PERILAKU KONSUMEN #




PENGARUH IKLAN TELEVISI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SABUN LUX
(SURVEI PADA PENGUNJUNG MEGA BEKASI HYPERMALL)
Oleh : Setyo Ferry Wibowo & Maya Puspita Karimah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK

Secara umum , tujuan dari penelitian ini adalah :
1)    Untuk mengetahui gambaran analitis iklan , harga dan keputusan pembelian televisi sabun    Lux ( Survei pada pengunjung Mega Bekasi Hypermall ) ,
2)    Untuk mengetahui pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian dari sabun Lux ,
3)    Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sabun Lux ,
4)    Untuk mengetahui pengaruh iklan , harga dan keputusan pembelian televisi sabun Lux ( Survei Pengunjung mega Bekasi Hypermall ).
Analisis yang telah diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda . Penelitian telah dilakukan dengan teknik pengambilan sampel convinence dari 110 konsumen yang mengunjungi mega Bekasi Hypermall , sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang diolah dengan SPSS 19 .
Menurut penelitian bahwa hasil uji t pada variabel iklan televisi adalah 2.965 dengan nilai signifikan 0,004 , yang berarti bahwa iklan televisi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian . Selanjutnya , hasil uji t pada variabel harga adalah 3,678 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 , yang berarti bahwa harga memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan pembelian .
Sedangkan , hasil uji F dari dua variabel iklan televisi dan harga 9.087 dengan nilai signifikansi 0,000 .
Angka-angka descibes bahwa iklan televisi dan harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian .
Selain itu, uji F nilai R2 yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 0,145 atau 14,5 % . Nilai ini menggambarkan iklan televisi dan pengaruh harga terhadap keputusan pembelian 14,5 %.

Kata Kunci : Iklan Televisi , Harga, Keputusan Pembelian.

 PENDAHULUAN
Dewasa ini televisi merupakan teknologi yang umum dijumpai hampir disetiap rumah penduduk di Indonesia. Televisi adalah penemuan masal yang dikembangkan dari tahun ke tahun, hingga istilah televisi dikemukakan oleh Constatin Perskyl dari Rusia pada tahun 1900 dan teknologi tersebut masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Di Indonesia sendiri, televisi baru dikenal sejak tahun 1967 dan hanya memiliki satu stasiun televisi saja, yaitu TVRI. Pada awalnya siaran televisi hanya dibatasi 2 jam setiap harinya, yaitu mulai pukul 19.30-21.30 WIB. Lalu pada tahun 1989, RCTI diizinkan pemerintah menjadi stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Hingga pada tahun 1990, tv kabel dibuka untuk umum, sehingga perusahaan televisi swasta semakin banyak memasuki industri pertelevisian Indonesia seperti TPI, SCTV, ANTV dan sebagainya.
Dengan banyaknya stasiun televisi di Indonesia membuat banyak perusahaan baik dari Indonesia maupun luar negeri berlomba-lomba mengiklankan produknya melalui media televisi. Hal tersebut tentu karena media televisi adalah salah satu media yang efektif untuk memasarkan suatu produk dalam skala nasional.
Setiap perusahaan yang mengeluarkan biaya untuk memasarkan iklannya tentu menginginkan keuntungan yang sesuai dengan apa yang mereka keluarkan, dan tujuan dari setiap perusahaan memasarkan produknya adalah sama, yaitu penjualan dimasa mendatang. Untuk mencapai tujuannya tersebut maka setiap pengguna jasa iklan televisi agar tertarik melihat iklan yang ditampilkan, agar pesan yang ingin di sampaikan produsen dapat diterima dengan baik oleh pemirsa televisi. Setelah pemirsa televisi merasa tertarik dengan iklannya diharapkan pemirsa tersebut tertarik dengan produk yang ditawarkan dalam iklan dan terdorong untuk memiliki produk tersebut yang akhirnya berharap mereka membuat keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan.
Pada awal tahun 2011, disela-sela acara tv yang sedang dinikmati masyarakat Indonesia sering diputar iklan sabun mandi Lux Soft Touch. Televisi commercial ini juga dibuat untuk memperkenalkan brand ambassador terbaru Lux yaitu Atiqah Hasiholan yang menggantikan brand ambassador sebelumnya Luna Maya yang terlibat kasus video porno. Dalam iklan ini Atiqah Hasiholan terlihat merasa sangat nyaman dengan kulit halus selembut sutra yang didapatkan dengan mandi menggunakan sabun Lux Soft Touch dengan silk protein dan cherry cream, karena kelembutan kulit yang dimilikinya itu membuat seorang pria yang berperan sebagai pasangan Atiqah yang tak ingin pergi meninggalkannya. Uraian tersebut menunjukkan bagaimana iklan tidak hanya menggambarkan produknya saja, melainkan jalan cerita singkat yang dibuat menarik, sehingga pemirsa tidak hanya dibuat mengerti dengan pesan yang disampaikan tetapi juga terdorong untuk menyukai iklan produk tersebut sehingga akhirnya membuat keputusan untuk membeli produk tersebut.                                       Untuk membuat iklan yang bagus tentunya dibutuhkan pula anggaran belanja iklan yang tidak sedikit, tetapi data menunjukkan bahwa anggaran belanja iklan sabun Lux mengalami kenaikan cukup drastis di tahun 2009 dan mengalami penurunan pula cukup drastis di tahun 2010.

Merek
2007

2008

2009

2010
Lifebuoy
44,9

39,9

48,0

45,2
Lux
33,0

32,7

24,7

29,3
Nuvo
6,1

7,4

5,3

5,2
Giv
5,6

6,0

5,0

5,3
Shinzui
2,4

2,8

3.5

4,4

Top of Mind Advertising menunjukkan posisi suatu merek yang paling diingat konsumen melalui media advertising. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Lux mengalami penurunan Top of Mind Advertising yang dapat diartikan bahwa efektifitas dan daya tarik iklan lux mulai mengalami penurunan. Keefektifitasan iklan Lux semakin memudar karena konsumen semakin sadar bahwa iklan cenderung lebih banyak menyampaikan klaim pemilik daripada menawarkan nilai produk sesungguhnya. Sehingga, walaupun Lux telah melakukan berbagai kegiatan advertising, Top of Mind Advertising Lux cenderung menurun dari tahun ke tahun. Ini menyebabkan keputusan konsumen dalam pembelian sabun Lux pun menjadi berkurang, hal ini dapat dilihat dari penjualan sabun Lux.
Selama ini sabun Lux dipasarkan dengan harga standar dan terjangkau, namun juga tidak terkesan murahan. Akan tetapi citra yang terbentuk dimasyarakat justru membuat Lux sebagai salah satu sabun eksklusif yang berharga cukup mahal, oleh karena itu para calon konsumen yang cukup sensitive dengan harga jual memutuskan untuk membeli produk pesaing yang dianggap lebih murah. Hal tersebut membuat rancu, karena citra iklan sabun Lux yang selalu dibintangi para artis-artis terkenal dan cantik yang terkesan eksklusif lah yang membuat citra Lux menjadi sabun dengan harga jual yang mahal. Padahal itu merupakan positioning yang dibuat Lux untuk meraih konsumen baru, konsumen dapat merasa cantik, elegan, dan eksklusif seperti model-model iklan yang membintangi iklan sabun Lux tetapi berharga jual yang terjangkau terjangkau. 
 
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)    Untuk mengetahui analisis deskripsi iklan televisi dan harga sabun Lux terhadap keputusan pembelian sabun Lux.
2)    Untuk menguji secara empiris pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian konsumen sabun Lux.
3)    Untuk menguji secara empiris pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen sabun Lux.
4)    Untuk menguji secara empiris pengaruh iklan televisi dan harga secara bersama-sama terhadap terhadap keputusan pembelian konsumen sabun Lux.

KAJIAN TEORI
Iklan
Menurut Kotler dan Amstrong (2012 : 454) iklan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Perusahaan tidak hanya membuat produk bagus tapi mereka juga harus menginformasikannya kepada konsumen mengenai kelebihan produknya dan dengan hati-hati memposisikan produknya dalam benak konsumen. Karena itu, mereka harus ahli dalam menggunakan promosi. Promosi ditujukan untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada. Salah satu alat promosi massal adalah iklan.
Menurut Menurut Bearden dan Ingram (2007: 393) iklan adalah elemen komunikasi pemasaran yang persuasif, nonpersonal, dibayar oleh sponsor dan disebarkan melalui saluran komunikasi massa untuk mempromosikan pemakaian barang, atau jasa. Dimensi iklan televisi yang digunakan merupakan gabungan menurut Wells, Burnett & Moriarity (2009 : 495) dan menurut Kotler (2012 : 278) yaitu: Tujuan (mission), Video, Audio, Talent dan Penetapan Waktu Media.
Harga
Kotler dan Amstrong (2012:314) mengatakan bahwa harga merupakan jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa, atau lebih jelasnya adalah jumlah dari semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan sebuah manfaat dengan memiliki atau menggunakankan sebuah produk atau jasa.
Dimensi yang digunakan merupakan gabungan menurut (Pepadri, 2002) price consciousness dan value for money menurut Sitinjak (2004:9). Indikator yang digunakan sebanyak 4 indikator, yaitu referensi harga, harga yang relatif lebih murah, kewajaran harga, kesesuaian pengorbanan dan harga sesuai dengan manfaat .
Untuk pelanggan yang sensitif terhadap harga, harga yang murah biasanya adalah sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi.

Keputusan Pembelian
Menurut Peter dan James (2004 : 48) keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk dan merek yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli. Ada lima tahap model tingkat proses keputusan pembelian konsumen: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian.

METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Malholtra (2009:93) riset deskriptif adalah satu jenis riset konklusif yang mempunyai tujuan utama menguraikan sesuatu biasanya karakteristik atau fungsi pasar.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Mega Bekasi Hypermall. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 110 orang berdasarkan teori Roscoe, Sugiyono (2010 : 45) adalah Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Agar instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, maka instrumen tersebut perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik pengujian validitas menggunakan Bivariate Pearson dengan kriteria nilai r hitung lebih besar dari 0,361.
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen penelitian untuk dapat mengukur suatu variabel secara berulangkali dan mampu menghasilkan informasi atau data yang sama atau sedikit sekali bervariasi. Perhitungan uji reliabilitas menggunakan Uji Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai Cronbach’s Alphalebih besar dari 0,60.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari responden melalui kuesioner yang dijadikan sampel saat penelitian, diperoleh informasi mengenai data-data atau identitas responden sebagai berikut:
  
1.    Jenis Kelamin
Terdapat 105 perempuan (95%) dan 2 laki-laki (5%). Data responden tersebut konsumen wanita lebih banyak dibanding konsumen pria karena sabun Lux memang sabun khusus wanita, sedangkan responden pria yang tetap membeli sabun Lux membeli dengan alasan untuk digunakan oleh istri atau saudara perempuan mereka.
2.   Pengeluaran belanja per bulan
Diketahui bahwa 18% (20 orang) mempunyai pengeluaran belanja kurang dari Rp. 300.000 per bulan, sedangkan 30% (33 orang) merupakan mereka yang memiliki pengeluaran belanja Rp. 300.001 – Rp.400.00 per bulan. Sementara itu responden yang memiliki pengeluaran belanja Rp. 400.001 – Rp. 500.000 sebanyak 32% (35 orang), dan 11% (12 0rang) memiliki pengeluaran sebesar Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) |Vol. 3, No. 1, 2012 8
Rp. 500.001 – Rp. 600.000 per bulan, serta sebanyak 9% (10 orang) memiliki pengeluaran > Rp. 600.000 per bulan. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran belanja per bulan tidak menghalangi keinginan untuk membeli produk Lux.
       3.  Jumlah Belanja Produk Lux per bulan
Terdapat 9 orang (8%) membeli sabun lux 1 buah per bulannya, 17 orang (15%) membeli   2 buah sabun Lux per bulan, 38 orang (35%) membeli 3 buah dalam satu bulan, 31 orang (28%) membeli 4 buah dalam satu bulan, dan 15 orang (14%) membeli sabun Lux lebih dari 5 buah per bulannya. Dari data diatas reponden melakukan pembelian sabun Lux minimal 3 buah per bulannya.

Uji Validitas
Uji validitas menggunakan tiga puluh (n=30) responden sebagai sampel uji coba. Perhitungan uji validitas ini menggunakan Bivariate Pearson dengan kriteria bahwa data akan valid jika nilai r hitung lebih dari r tabel (0,361).


No



r hitung

r table



Keterangn

1

0.517

0.36

Valid

2

0.507

0.36

Valid

3

0.555

0.36

Valid

4

0.466

0.36

Valid

5

0.465

0.36

Valid

6

0.683

0.36

Valid

7

0.674

0.36

Valid

8

0.668

0.36

Valid

9

0.550

0.36

Valid

10

0.689

0.36

Valid

11

0.647

0.36

Valid

12

0.674

0.36

Valid

13

0.606

0.36

Valid

14

0.533

0.36

Valid

15

0.612

0.36

Valid

16

0.650

0.36

Valid










Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r tabel (r tabel= 0,361).

Uji Hipotesis
H1: Iklan Televisi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Hasil pengujian hipotesis pertama dengan t hitung sebesar 2.965 dan t tabel sebesar 1,982, karena t hitung > t tabel (2.965 > 1,982) maka terdapat berpengaruh yang signifikan antara iklan televisi terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik iklan televisi maka semakin tinggi keputusan pembelian.
H2: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Hasil pengujian hipotesis kedua dengan t hitung sebesar 3,678 dan t tabel sebesar 1,982, karena t hitung > t tabel (3,678 > 1,982) maka terdapat berpengaruh yang signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik harga maka semakin tinggi keputusan pembelian.
H3: Iklan televisi dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan F hitung sebesar 9,087 dan F tabel sebesar 3,081, karena F hitung > F tabel (9,087 > 3,081) maka secara bersama-sama iklan televisi dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Diintepretasikan bahwa semakin baik iklan televisi dan harga maka semakin tinggi keputusan pembelian.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Iklan televisi sabun Lux dibenak konsumen secara keseluruhan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dimensi-dimensi iklan televisi seperti Tujuan ,Video,Audio,Talent dan Penetapan Waktu Media. Harga sabun Lux di mata konsumen secara keseluruhan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dimensi-dimensi harga yaitu Price Consciousness dan value for money.
Keputusan pembelian sabun Lux di mata konsumen secara keseluruhan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dimensi-dimensi keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian.
Iklan televisi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,004 dan R2 (R square) sebesar 0,075 atau 7,5%. Angka tersebut menjelaskan bahwa iklan televisi menjelaskan terhadap keputusan pembelian sebesar 7,5%.
            Harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,000 dan R2 (R square) sebesar 0,111 atau 11,5%. Angka tersebut menjelaskan bahwa harga menjelaskan terhadap keputusan pembelian sebesar 11,1%.
Iklan televisi dan harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi 0,000 dan R2 (R square) sebesar 0,145 atau 14,5%. Angka tersebut menjelaskan bahwa iklan televisi dan harga menjelaskan terhadap keputusan pembelian sebesar 14,5%.
Saran
Lux mulai mengangkat tema iklan yg kreatif , dan disarankan untuk meningkatkan teknik visualisasi video. Lux juga bisa mencoba menggunakan latar suara musik jazz, piano classic, atau instrumental saxophone.Lux disarankan agar lebih selektif dalam menjadikan seorang public figure sebagai brand ambassador dan Lux harus menambah lagi frekuensi penayangan iklan khususnya di jam “prime time”. Lux disarankan untuk menyesuaikan harga produk dengan kualitas produk dan menambah manfaat produk dengan serta menciptakan formula baru yang tidak dimiliki pesaing lainnya.

Lux harus lebih berhati-hati dalam proses editing iklan televisi agar konsumen mendapat informasi yang dicari dari iklan tv tersebut. Lux juga harus menambah varian aroma yang lebih menarik lagi, yang mengandung aromatheraphy. Lux harus membuat program promosi yang efektif. Lux harus membuat konsumen merasa puas, memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan para konsumen.
Saran Untuk Penelitian Berikutnya
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada hampir setiap dimensi variabel didapatkan respon negative bernilai lebih dari 30%, yang berarti terdapat masalah di hampir setiap dimensi yang digunakan pada penelitian ini. Oleh karena itu penulis menyarankan untuk observasi dan penyebaran kuesioner di penelitian berikutnya menggunakan teknik eksperimental, artinya peneliti harus menunjukkan bentuk video iklan dengan kualitas yang sangat baik kepada responden, agar responden dapat benar-benar mengetahui dan memahami iklan televisi yang dimaksud sehingga penilaian yang diberikan responden lebih objektif dan diharapkan bisa mengurangi respon negative yang akan dihasilkan.
Untuk penelitian selanjutnya, penulis juga menyarankan untuk tidak mengambil objek penelitian di sebuah Mall yang merupakan tempat umum. Hal ini juga menyebabkan kurangnya konsentrasi responden dalam mengisi kuesioner karena suasana yang kurang kondusif dan agak ramai, sehingga penilaian yang diberikan kurang objektif.

DAFTAR RUJUKAN
Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Limited
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Limited
Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang Pepadri, Isman.
Oktober 2002. Pricing is the Moment of Truth All Market : Tehnik Manajemen Biaya Untuk Transformasi Visi Bing Comes to Focus in The Pricing Decision. Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 10 Th XXXI, halaman 15-19.
Peter, J Paul and Jerry C Olson. 2004. Consumer behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid 1. (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: ANDI
Wells, W., Burnett, J., & Moriarity, S. 2009. Advertising: Principles and Practice (7th ed). New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Majalah:
Sugiarto, Eka, 15-28 Juli 2010. Top of Mind Advertising sabun mandi padat. SWA/15/XXVI/halaman 72 .