Jumat, 09 Maret 2012

Masalah pengangguran di Indonesia



Masalah Pengangguran di Indonesia
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas semester genap
Mata kuliah Ekonomi Pembangunan
                                                                 Oleh:
          Nama     : Apri Nanci Sitio
 NPM    : 17211768


JURUSAN  MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2012







KATA PENGANTAR

        Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah dengan judul ‘Masalah Pengangguran di Indonesia’.
saya  menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.
      Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan karya ilmiah saya lebih lanjut, akan saya  terima dengan senang hati.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :
                     1.Dosen
                     2.sumber-sumber yang terkait
 tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan karya ilmiah ini saya telah mencurahkan semua kemampuan, namun saya sangat menyadari bahwa hasil penyusunan karya ilmiah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan saya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.


Terimakasih.



Depok,maret 2012


penulis





BAB I
PENDAHULUAN

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
 Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.


DAFTAR ISI
Kata pengantar     ...............................................................................1
Daftar isi                ...............................................................................2
Bab 1 .Pendahuluan   
        1.1 Pengertian  ...........................................................................3
        1.2 Penyebab    ..........................................................................4
        1.3 tingkat pengangguran...........................................................5
        1.4Gambar tingkat pengangguran di Indonesia.......................6
Bab 2 pengangguran...........................................................................7
        2.1 sebab-sebap terjadinya pengangguran..............................8
        2.2 Dampak perekonomian terhadap pengangguran.............9
       2.3 kebijakan-kebijakan pengangguran ...................................10
Bab 3.Penutup....................................................................................11
       3.1 Solusi Masalah Pengangguran...........................................12
       3.2 Daftar pustaka.......................................................................13
.





BAB 2
                       PENGANGGURAN

A.   PENGANGGURAN



     Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

I. JENIS-JENIS PENGANGGURAN

              Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1.      Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2.       Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
                 
             Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa  jenis, yaitu  :

a.    Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah   pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
b.      Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :

    Akibat permintaan berkurang
    Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
    Akibat kebijakan pemerintah         

c.       Pengangguran friksional  (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d.      Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.    Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f.      Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

II.        SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN

         Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran   adalah sebagai berikut:

1.    Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
        Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

2.    Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
    
3.    Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
        Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.    Meningkatnya peranan dan aspirasi  Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5.    Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
       Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

            III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN

           Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:

a.    Dampak Pengangguran terhadap  Perekonomian suatu Negara
Tujuan  akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§  Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
§  Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§  Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b.    Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
§  Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
§  Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
§  Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik. 

IV.     KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN

                             Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb : 
v  Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1.       Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.       Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.       Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4.        Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
v Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.   Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2.       Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3.       Menggalakkan pengembangan sector  Informal, seperti home indiustri
4.       Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5.       Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
v  Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.

       Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1.       Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2.         Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
v   Cara mengatasi Pengangguran Siklus

      Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1.       Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2.       Meningkatkan daya beli Masyarakat.



BAB 3
PENUTUP

               kesimpulanPengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangankerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencarikerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagikemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2

           UUD 1945dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia.
Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro(khusus).
 Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran,antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya.
Dalam keputusan rapat-rapatkebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran.
Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguranharus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.
Selain itu, ada juga kebijakan mikro (khusus).

Kebijakan itu dapatdijabarkan dalam beberapa poin.
Pertama, pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnyamemilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari danmengembangkan secara optimal.
Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnyayang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitastransportasi dan komunikasi.
Ketiga, segera membangun lembaga sosial yangdapat menjamin kehidupan penganggur.
Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan ModalAsing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi

masyarakat secara perorangan maupun berkelompok.
 Kelima, mengaitkan secaraerat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaanlainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.
Kita Diharapkan ke depannya di kota Madiun kebijakan ketenagakerjaan dapatdiubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.


       

SOLUSI MASALAH PENGENGGURAN

         Sekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 jutasetengah penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harusdihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan.
Sepuluh juta penganggur terbuka berarti sekitar separo dari penduduk Malaysia.
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan.
 Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosanyang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian,energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan.
Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhanlainnya harus disubsidi setiap harinya.
Bekerja berarti memiliki produksi.Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali.

Karena itu, apa pun alasan dan bagaimana pun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah persoalan muara.
Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teoridisiplin ilmu terkait.
Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secarakonsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara.
Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuhsebagai berikut.
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagikemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945  dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia.
Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro(khusus).

Kebijakan makro (umum) yang  berkaitan  erat  dengan  pengangguran, antara  lain kebijakan makro  ekonomi  seperti moneter  berupa  uang  beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya.

Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannyadengan fokus pada penanggulangan pengangguran.
 Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalamkeputusannya dan pelaksanaannya.
 Kritik dan saranDemikianlah makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita bersama.
Ibarat ´tak ada gading yang tak retak´, tentunya makalah ini jauh darikesempurnaan maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.






DAFTAR PUSTAKA


http://www.andisite.com

http://www.datastatistik-indonesia.com, 2007

http://www.dephan.go.id,
http://www.google.co.id

http://id.wikipedia.co.id

http://www.instruments.worldpress.com

http://www.suarapembaruan.com
http://www.tempointeraktif.com













Tidak ada komentar:

Posting Komentar