POTENSI GEOGRAFIS
INDONESIA
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki posisi
geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat
dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua sekaligus
memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan internasional.
Indonesia memiliki sekitar
17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah pulau di Indonesia),
sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca
tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari
setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra,Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut
pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Sumberdaya
wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara keruangan,
kelingkungan maupun kewilayahan. Sebagai negara kepulauan yang luas dengan
jumlah pulau yang banyak memiliki sumberdaya laut (marine resources) dan
daratan (land resources) yang perlu dikelola secara terintegrasi.
Aspek
klimatologi, geologis/ geomorfologis, hidrologis, biotis dan manusia serta
sosio kulturnya yang beragam sangat penting dikaji dalam mengelola sumbedaya
wilayah untuk kesejahteraan bangsa. Selain tinjauan aspek lingkungan dan kebencanaan
alam yang terjadi disetiap wilayah provinsi, kabupaten/kota perlu dijadikan
criteria dalam perencanaan pembangunan wilayah dan implementasinya.
Sebagai
negara tropis, visi pembangunan di Indonesia perlu memantapkan diri sebagai
Negara pertanian yang kuat melalui konsep agro produksi, agro industri, agro
bisnis, agro teknologi dan agro sosio kultur serta tourisme.
Pendekatan
ini dapat mengurangi resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam bila dikelola
dengan baik sesuai dengan daya dukung lingkungan, oleh karena itu pembangunan
nasional kedepan diutamakan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan
IPTEKS untuk kehidupan.
Pengelolaan
sumberdaya wilayah/ruang berkelanjutan dapat dicapai dengan mempertimbangkan keberlanjutan
ekologi ekonomi, managemen sumberdaya dan lingkungan, keberlanjutan teknologi
dan sosio kultur.
PEMBAHASAN
Kondisi
geografis yang meliputi aspek lokasi, posisi, dan susunan keruangan (pola
keruangan) kepulauan Indonesia merupakan pertimbangan dalam pelaksanaan
pembangunan sektoral – spasial, selain itu terbentuknya pulau-pulau di Indonesia
dipengaruhi oleh faktor geologis/lempeng tektonik sebagai pengerak proses endogen
yang menyebabkan volkanisme dan diatropisme.
Faktor
klimatologis yang berada pada garis katulistiwa
membawa konsekuensi pada tipe iklim dan karakteristik cuacanya. Proses
eksogen seperti pelapukan, erosi, longsor, sedementasi, banjir, kekeringan,
badai secara ritmik terjadi di bawah pengaruh pola iklim.
Jalur
gunung api dan bentukan non gunung api di Indonesia sebagai aspek geologis yang
mendasar dalam merencanakan pembangunan serta implementasinya dalam kehidupan
manusia.
Karakteristik
dasar geologis Indonesia menentukan bentukan ekosistem dan sifat-sifatnya serta
resiko bencana yang terjadi.
Sifat
dan karakteristik geografis Indonesia ditinjau dari aspek iklim, merupakan
negara humid tropik yang berpengaruh pada kehidupan tumbuhan, hewan dan
manusia, sehingga sebagian besar sumberdaya lahan merupakan lahan yang subur
untuk pertanian.
Kondisi
laut yang membentang memiliki potensi ikan dan keindahan alam serta berfungsi sebagai
penghubung antar pulau. Sumbedaya manusia yang beragam, suku, agama, tradisi
dan budaya serta bahasanya merupakan aset sosio-kultural geografis yang penting
dikembangkan sebagai aset kearifan lokal dalam pembangunan wilayah dan
pengelolaan sumbedaya serta lingkungan.
Posisi
geografis Indonesia di antara benua Australia dan Asia merupakan aspek spasial
global yang dapat dijadikan sebagai daya tarik kerjasama antar negara bersama
dengan negara-negara ASEAN. Aspek geo-ekonomi dan politik Indonesia berpengaruh
besar pada perkembangan kerjasama di berbagai bidang.
Potensi Geografis
Indonesia
Negara
Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13667 pulau
dengan 5 pulau besar, berbatasan dengan laut Andawan, China Selatan, Malaysia,
Phillipina dan Samudera Pasifik, Hindia danAustralia. Bentang alam di daratan
barat mempunyai perairan dangkal (Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan
dangkalan (Dangkalan Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam
dengan
beberapa palung laut.
Daratan
Indonesia sebagian besar kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan
jalur Sirkum Mediteran. Dataran rendah dan luas ada di Sumatera, Kalimantan,
Irian Jaya dan Jawa.
Terdapat
gunung apiaktif sekitar 200 dan yang 70 berada di Pulau Jawa.
Selain
hasil erupsi gunung api yang memberikan lahan subur pada lerengnya,juga ada
resiko bencana gunung api. Sungai-sungai dan muara juga terdapat di pulau-pulau
besar yang potensial dikelola untuk kehidupan demikian danau-danau besar di
Sumatera, Sulawesi, Jawa, Kalimantan.
Diperkirakan
sekitar 7.623 pulau di Indonesia belum punya nama (ensiklopedia Indonesia seri
Geografis, 1997).
Potensi
flora di Indonesia beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Tumbuhan
terdapat pada zona elevasi < 700 m, 1.500 – 2.500 m dan diatas elevasi 2.500
m dpal.
Sebaran
flora mulai dari kawasan pantai, dataran rendah dan berawa, lereng kaki gunung
hingga pegunungan. Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia).
Penduduk
yang beragam suku dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah Indonesia yang
diperkirakan 300 kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan bahasa lisan (daerah) di
jumpai di Indonesia,
sedangkan
bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Beragam seni dan budaya yang dimiliki
oleh berbagai kelompok etnik tersebut.
Berdasarkan
kondisi geografis tersebut dan kehidupan sejak jaman kerajaan, maka urutan
potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:
1.
Pertanian
2.
Perkebunan
3.
Kehutanan
4.
Perikanan
5.
Peternakan
6.
Pariwisata
7.
Pertambangan
8.
Industri dan jasa
9.
Perdagangan
Karakteristik Spasial Potensi Geografis
Pembangunan
wilayah ditinjau dari aspek spasial dan sektoral di Indonesia perlu
memperhatikan zona potensi geografis yang merupakan pendekatan
spasial-ekologikal untuk menuju kesejahteraan rakyat.
Pemecahan
masalah pembangunan dan upaya memajukan rakyat dapat dikelompokkan atas 5
(lima) tipologi wilayah pembangunan geografis yaitu:
1. Wilayah
dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya
2. manusia
yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
3. Wilayah
dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya
4. manusia
sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya,
5. Sulawesi.
6. Wilayah
dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia
7. terlalu
banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
8. Wilayah
dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia
9. sedikit
seperti Nusa Tenggara dan Maluku. 4
10. Wilayah
dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya
11. dan
belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum
12. dihuni.
Dengan
zonasi potensi geografis, maka pembangunan sektoral dapat diarahkan terutama
untuk pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa
Tenggara. Pengelolaan sumberdaya
alam
dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko kerusakan lingkungan dan bencana
alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.
Visi Pembangunan Indonesia Kedepan
Pembangunan
berbasis geografis yang mengutamakan keseimbangan ekonomi – ekologi dan
sosiokulture bangsa Indonesia dapat dijadikan landasan untuk menetapkan pilihan
apakah Indonesia
negara
pertanian, industri, wisata, atau tambang. Berbagai pertimbangan geografis dan
sosiokultur serta letak geologis dan klimatologis, semestinya Indonesia
memperkuat jati diri pembangunan sebagai negara
pertanian
yang kuat di dunia.
Indonesia
mampu memperkuat penyediaan pangan dunia dan komoditas pertanian. Strategi
pertanian yang dikembangkan berbasis 5 A yaitu:
1. Agro
produksi yang berdasarkan kemampuan dan kesesuaian lahan
2. Agro
industri (pengelolaan hasil-hasil pertanian)
3. Agro
bisnis perdagangan hasil-hasil pertanian (local – regional -
4. internasional)
5. Agro
teknologi (penggunaan teknologi ramah lingkungan)
6. Agro
Tourisme – sosio kulture yang dikembangkan
Perjalanan
pembangunan Indonesia menghadapi masalah jati diri/visi pembangunan nasional
yang berbasis pertanian, pertambangan, industri, kehutanan sehingga dampak kerusakan
lingkungan dan bencana alam terus meningkat.
Sudah
saatnya Indonesia menyatakan Negara Pertanian yang kuat sekaligus sebagai Negara
pelestari lingkungan hidup untuk mengantisipasi global warming dan bagi
penyelamatan planet bumi.
Masalah yang Dihadapi
Indonesia
Secara
geografis masalah yang dihadapi Indonesia meliputi:
1. Kerusakan
lingkungan fisik seperti pencemaran air dan udara, lahan
2. kritis,
abrasi. 5
3. Kerusakan
lingkungan biotis seperti penurunan sumberdaya hayati
4. (flora/fauna)
illegal logging, kerusakan ekosistem pantai, sungai,
5. danau.
6. Kerusakan
sumberdaya alam oleh exploitasi berlebihan, illegal
7. fishing,
illegal mining
8. Bencana
alam, longsor, erosi, kekeringan, banjir, badai, gempa,
9. tsunami,
bencana oleh teknologi
10. Pengangguran
yang mencapai 10,55 juta (9,75%) dan kemiskinan
11. sebanyak
37,17 (16,58%) dari total penduduk Indonesia (BPS 2007).
12. Kurangnya
pengembangan potensi seni dan budaya lokal dari setiap
13. etnik
dan memudarnya ciri kehidupan mulai dari bahasa, adat
14. istiadat/tradisi,
bangunan rumah, dan tata pergaulan.
Beberapa
masalah geografis tersebut dapat di petakan sebaran dan tingkat permasalahnnya,
sehingga pemerintah daerah, masyarakat dan peran swasta dapat bekerja sama
untuk mereduksi permasalahan yang
kompleks
tersebut.
Strategi Pembangunan Spasial – Sektoral Berkelanjutan
Pembangunan
wilayah ditujukan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur memiliki tingkat
kesejahteraan yang dapat dipertahankan dari waktu ke waktu.
Pembangunan
mempunyai makna suatu perubahan besar yang meliputi fisik wilayah, pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung oleh perubahan dan penerapan
teknologi, perubahan struktur perekonomian, konsumsi dan sistem tata nilai
dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia dalam
mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan serta wilayahnya (Soetaryono
1998).
Pembangunan
berkelanjutan merupakan kebijakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan dan
aspirasi generasi sekarang maupun masa depan secara harmonis.
Strategi
pengelolaan sumberdaya wilayah dan ruang seharusnya mempertimbangkan aspek
perencanaan, pemanfaatan, penataan dan penertiban, pemantauan dan pengawasan,
pengaturan, pengendalian dan pelestarian.
Pembangunan
berkelanjutan di Indonesia dapat diarahkan
untuk
terjaminnya:
1. keberlanjutan
ekologi (ecological sustainability),
2. keberlanjutan
ekonomi (economical sustainability),
3. keberlanjutan
4. sumberdaya
dan lingkungan (Resources and environment
5. sustatainability),
6. keberlanjutan
sistem managemen (management
7. sustainability),
8. keberlanjutan
teknologi (technological sustainability).
Beberapa
langkah strategik dibidang pengelolaan potensi geografis Indonesia yang perlu
diperhatikan di Indonesia adalah:
1. Mengutamakan
pengelolaan sumberdaya yang dapat diperbaharui.
2. Penghematan
dan pelestarian sumberdaya alam beserta lingkungannya.
3. Penerapan
dan pengembangan rencana penggunaan lahan dan penataan pembangunan wilayah.
4. Melindungi
sumberdaya alam yang memberikan manfaat spasial- ekologikal sebagai contoh
kawasan lindung, hutan lindung, cagar alam.
5. Merehabilitasi
berbagai kerusakan sumberdaya alam dan ekosistem.
6. Mereklamasi
lahan yang rusak oleh akibat kegiatan manusia dibidang non pertanian seperti
pertambangan.
7. Mengelola
sumberdaya alam berbasis spasial dan berwawasan lingkungan serta kebencanaan
alam.
8. Meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya wilayah geografis secara
berkelanjutan.
9. Menguatkan
kelembagaan dan kerjasama kemitraan dalam pengelolaan potensi geografis untuk
ekonomi masyarakat.
10. Menerapkan
konsep pengelolaan sumberdaya wilayah terintegrasi atas dasar ciri fisikal,
biotis, sosio –kultural dengan basis community based development.
11. Mempolakan
pembangunan spasial – ekologikal dan sosio kultur di setiap kawasan fungsional.
Apabila
kebijakan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di Indonesia
diterapkan dengan baik, maka berbagai manfaat pembangunan bagi kesejahteraan
terus membaik, pendapatan asli daerah meningkat, pengelolaan aset pembangunan
efektif dan bencana lingkungan maupun kerusakan sumberdaya alam dapat
diminimalisir.
Ditinjau
dari aspek sumberdaya ruang (spatial resources) di Indonesia maka beberapa
pulau besar yang telah dihuni perlu menerapkan secara taat dan tertib
pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Beberapa
pulau besar tersebut adalah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan perlu
diwaspadai lingkungan di Pulau Papua/Irian.
PENUTUP
1. Pembangunan
wilayah di Indonesia perlu direncanakan atas dasar potensi geografis secara
utuh yang mencakup fisik, biotis dan sumberdaya manusia serta sosio –
kulturnya.
2. Visi
pembangunan wilayah di Indonesia perlu dimantapkan kearah masa depan yang kuat
sebagai negara pertanian yang didukung oleh Agro produksi, industri, bisnis,
teknologi, tourisme dan sosio-kultur.
3. Zonasi
wilayah geografis dan sebaran penduduk dapat dijadikan sebagai kebijakan
pembangunan spasial –sektoral yang berkelanjutan agar segera tercapai
kesejahteraan bangsa.
4. Peningkatan
sumberdaya manusia dan IPTEKS merupakan sasaran utama pembangunan agar
keberlanjutan pembangunan dan manfaatnya dapat segera dirasakan oleh rakyat
dengan pengurangan resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Pusat Statistik, 2007. Statistik Indonesia Tahun 2007. Jakarta.
Soetaryono,
R., 1998, Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup
dalam Pembangunan Jangka Panjang kedua,Kantor Menteri Negera Lingkungan Hidup,
Jakarta.
Worosuprodjo,
S., 2007.
Pengelolaan
Sumberdaya Lahan Berbasis Spasial Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.
Pidato
pengukuhan
jabatan Guru Besar pada Fakultas Geografi UGM,
Yogyakarta.
Van
Hoeve, 1997.
Ensiklopedi
Indonesia Seri Geografi. Jakarta