Sabtu, 25 Mei 2013

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan internasional.
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra,Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Sumberdaya wilayah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis secara keruangan, kelingkungan maupun kewilayahan. Sebagai negara kepulauan yang luas dengan jumlah pulau yang banyak memiliki sumberdaya laut (marine resources) dan daratan (land resources) yang perlu dikelola secara terintegrasi.
Aspek klimatologi, geologis/ geomorfologis, hidrologis, biotis dan manusia serta sosio kulturnya yang beragam sangat penting dikaji dalam mengelola sumbedaya wilayah untuk kesejahteraan bangsa. Selain tinjauan aspek lingkungan dan kebencanaan alam yang terjadi disetiap wilayah provinsi, kabupaten/kota perlu dijadikan criteria dalam perencanaan pembangunan wilayah dan implementasinya.
Sebagai negara tropis, visi pembangunan di Indonesia perlu memantapkan diri sebagai Negara pertanian yang kuat melalui konsep agro produksi, agro industri, agro bisnis, agro teknologi dan agro sosio kultur serta tourisme.
Pendekatan ini dapat mengurangi resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam bila dikelola dengan baik sesuai dengan daya dukung lingkungan, oleh karena itu pembangunan nasional kedepan diutamakan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan IPTEKS untuk kehidupan.
Pengelolaan sumberdaya wilayah/ruang berkelanjutan dapat dicapai dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekologi ekonomi, managemen sumberdaya dan lingkungan, keberlanjutan teknologi dan sosio kultur.

PEMBAHASAN

Kondisi geografis yang meliputi aspek lokasi, posisi, dan susunan keruangan (pola keruangan) kepulauan Indonesia merupakan pertimbangan dalam pelaksanaan pembangunan sektoral – spasial, selain itu terbentuknya pulau-pulau di Indonesia dipengaruhi oleh faktor geologis/lempeng tektonik sebagai pengerak proses endogen yang menyebabkan volkanisme dan diatropisme.
Faktor klimatologis yang berada pada garis katulistiwa  membawa konsekuensi pada tipe iklim dan karakteristik cuacanya. Proses eksogen seperti pelapukan, erosi, longsor, sedementasi, banjir, kekeringan, badai secara ritmik terjadi di bawah pengaruh pola iklim.
Jalur gunung api dan bentukan non gunung api di Indonesia sebagai aspek geologis yang mendasar dalam merencanakan pembangunan serta implementasinya dalam kehidupan manusia.
Karakteristik dasar geologis Indonesia menentukan bentukan ekosistem dan sifat-sifatnya serta resiko bencana yang terjadi.
Sifat dan karakteristik geografis Indonesia ditinjau dari aspek iklim, merupakan negara humid tropik yang berpengaruh pada kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia, sehingga sebagian besar sumberdaya lahan merupakan lahan yang subur untuk pertanian.
Kondisi laut yang membentang memiliki potensi ikan dan keindahan alam serta berfungsi sebagai penghubung antar pulau. Sumbedaya manusia yang beragam, suku, agama, tradisi dan budaya serta bahasanya merupakan aset sosio-kultural geografis yang penting dikembangkan sebagai aset kearifan lokal dalam pembangunan wilayah dan pengelolaan sumbedaya serta lingkungan.
Posisi geografis Indonesia di antara benua Australia dan Asia merupakan aspek spasial global yang dapat dijadikan sebagai daya tarik kerjasama antar negara bersama dengan negara-negara ASEAN. Aspek geo-ekonomi dan politik Indonesia berpengaruh besar pada perkembangan kerjasama di berbagai bidang.

Potensi Geografis Indonesia

Negara Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13667 pulau dengan 5 pulau besar, berbatasan dengan laut Andawan, China Selatan, Malaysia, Phillipina dan Samudera Pasifik, Hindia danAustralia. Bentang alam di daratan barat mempunyai perairan dangkal (Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan dangkalan (Dangkalan Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam
dengan beberapa palung laut.
Daratan Indonesia sebagian besar kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan jalur Sirkum Mediteran. Dataran rendah dan luas ada di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya dan Jawa.
Terdapat gunung apiaktif sekitar 200 dan yang 70 berada di Pulau Jawa.
Selain hasil erupsi gunung api yang memberikan lahan subur pada lerengnya,juga ada resiko bencana gunung api. Sungai-sungai dan muara juga terdapat di pulau-pulau besar yang potensial dikelola untuk kehidupan demikian danau-danau besar di Sumatera, Sulawesi, Jawa, Kalimantan.
Diperkirakan sekitar 7.623 pulau di Indonesia belum punya nama (ensiklopedia Indonesia seri Geografis, 1997).
Potensi flora di Indonesia beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Tumbuhan terdapat pada zona elevasi < 700 m, 1.500 – 2.500 m dan diatas elevasi 2.500 m dpal.
Sebaran flora mulai dari kawasan pantai, dataran rendah dan berawa, lereng kaki gunung hingga pegunungan. Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia).
Penduduk yang beragam suku dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah Indonesia yang diperkirakan 300 kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan bahasa lisan (daerah) di jumpai di Indonesia,
sedangkan bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Beragam seni dan budaya yang dimiliki oleh berbagai kelompok etnik tersebut.
Berdasarkan kondisi geografis tersebut dan kehidupan sejak jaman kerajaan, maka urutan potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Kehutanan
4. Perikanan
5. Peternakan
6. Pariwisata
7. Pertambangan
8. Industri dan jasa
9. Perdagangan

Karakteristik Spasial Potensi Geografis

Pembangunan wilayah ditinjau dari aspek spasial dan sektoral di Indonesia perlu memperhatikan zona potensi geografis yang merupakan pendekatan spasial-ekologikal untuk menuju kesejahteraan rakyat.
Pemecahan masalah pembangunan dan upaya memajukan rakyat dapat dikelompokkan atas 5 (lima) tipologi wilayah pembangunan geografis yaitu:
1.       Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya
2.       manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
3.       Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya
4.       manusia sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya,
5.       Sulawesi.
6.       Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia
7.       terlalu banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
8.       Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia
9.       sedikit seperti Nusa Tenggara dan Maluku. 4
10.    Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya
11.    dan belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum
12.    dihuni.
Dengan zonasi potensi geografis, maka pembangunan sektoral dapat diarahkan terutama untuk pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa Tenggara. Pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.

Visi Pembangunan Indonesia Kedepan

Pembangunan berbasis geografis yang mengutamakan keseimbangan ekonomi – ekologi dan sosiokulture bangsa Indonesia dapat dijadikan landasan untuk menetapkan pilihan apakah Indonesia
negara pertanian, industri, wisata, atau tambang. Berbagai pertimbangan geografis dan sosiokultur serta letak geologis dan klimatologis, semestinya Indonesia memperkuat jati diri pembangunan sebagai negara
pertanian yang kuat di dunia.
Indonesia mampu memperkuat penyediaan pangan dunia dan komoditas pertanian. Strategi pertanian yang dikembangkan berbasis 5 A yaitu:
1.       Agro produksi yang berdasarkan kemampuan dan kesesuaian lahan
2.       Agro industri (pengelolaan hasil-hasil pertanian)
3.       Agro bisnis perdagangan hasil-hasil pertanian (local – regional -
4.       internasional)
5.       Agro teknologi (penggunaan teknologi ramah lingkungan)
6.       Agro Tourisme – sosio kulture yang dikembangkan
Perjalanan pembangunan Indonesia menghadapi masalah jati diri/visi pembangunan nasional yang berbasis pertanian, pertambangan, industri, kehutanan sehingga dampak kerusakan lingkungan dan bencana alam terus meningkat.
Sudah saatnya Indonesia menyatakan Negara Pertanian yang kuat sekaligus sebagai Negara pelestari lingkungan hidup untuk mengantisipasi global warming dan bagi penyelamatan planet bumi.

Masalah yang Dihadapi Indonesia

Secara geografis masalah yang dihadapi Indonesia meliputi:
1.       Kerusakan lingkungan fisik seperti pencemaran air dan udara, lahan
2.       kritis, abrasi. 5
3.       Kerusakan lingkungan biotis seperti penurunan sumberdaya hayati
4.       (flora/fauna) illegal logging, kerusakan ekosistem pantai, sungai,
5.       danau.
6.       Kerusakan sumberdaya alam oleh exploitasi berlebihan, illegal
7.       fishing, illegal mining
8.       Bencana alam, longsor, erosi, kekeringan, banjir, badai, gempa,
9.       tsunami, bencana oleh teknologi
10.    Pengangguran yang mencapai 10,55 juta (9,75%) dan kemiskinan
11.    sebanyak 37,17 (16,58%) dari total penduduk Indonesia (BPS 2007).
12.    Kurangnya pengembangan potensi seni dan budaya lokal dari setiap
13.    etnik dan memudarnya ciri kehidupan mulai dari bahasa, adat
14.    istiadat/tradisi, bangunan rumah, dan tata pergaulan.

Beberapa masalah geografis tersebut dapat di petakan sebaran dan tingkat permasalahnnya, sehingga pemerintah daerah, masyarakat dan peran swasta dapat bekerja sama untuk mereduksi permasalahan yang
kompleks tersebut.

Strategi Pembangunan Spasial – Sektoral Berkelanjutan

Pembangunan wilayah ditujukan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur memiliki tingkat kesejahteraan yang dapat dipertahankan dari waktu ke waktu.
Pembangunan mempunyai makna suatu perubahan besar yang meliputi fisik wilayah, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung oleh perubahan dan penerapan teknologi, perubahan struktur perekonomian, konsumsi dan sistem tata nilai dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia dalam mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan serta wilayahnya (Soetaryono 1998).
Pembangunan berkelanjutan merupakan kebijakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang maupun masa depan secara harmonis.  
Strategi pengelolaan sumberdaya wilayah dan ruang seharusnya mempertimbangkan aspek perencanaan, pemanfaatan, penataan dan penertiban, pemantauan dan pengawasan, pengaturan, pengendalian dan pelestarian.

Pembangunan berkelanjutan di Indonesia dapat diarahkan
untuk terjaminnya:
1.       keberlanjutan ekologi (ecological sustainability),
2.       keberlanjutan ekonomi (economical sustainability),
3.       keberlanjutan
4.       sumberdaya dan lingkungan (Resources and environment
5.       sustatainability),
6.       keberlanjutan sistem managemen (management
7.       sustainability),
8.       keberlanjutan teknologi (technological sustainability).

Beberapa langkah strategik dibidang pengelolaan potensi geografis Indonesia yang perlu diperhatikan di Indonesia adalah:
1.       Mengutamakan pengelolaan sumberdaya yang dapat diperbaharui.
2.       Penghematan dan pelestarian sumberdaya alam beserta lingkungannya.
3.       Penerapan dan pengembangan rencana penggunaan lahan dan penataan pembangunan wilayah.
4.       Melindungi sumberdaya alam yang memberikan manfaat spasial- ekologikal sebagai contoh kawasan lindung, hutan lindung, cagar alam.
5.       Merehabilitasi berbagai kerusakan sumberdaya alam dan ekosistem.
6.       Mereklamasi lahan yang rusak oleh akibat kegiatan manusia dibidang non pertanian seperti pertambangan.
7.       Mengelola sumberdaya alam berbasis spasial dan berwawasan lingkungan serta kebencanaan alam.
8.       Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya wilayah geografis secara berkelanjutan.
9.       Menguatkan kelembagaan dan kerjasama kemitraan dalam pengelolaan potensi geografis untuk ekonomi masyarakat.
10.    Menerapkan konsep pengelolaan sumberdaya wilayah terintegrasi atas dasar ciri fisikal, biotis, sosio –kultural dengan basis community based development.
11.    Mempolakan pembangunan spasial – ekologikal dan sosio kultur di setiap kawasan fungsional.

Apabila kebijakan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di Indonesia diterapkan dengan baik, maka berbagai manfaat pembangunan bagi kesejahteraan terus membaik, pendapatan asli daerah meningkat, pengelolaan aset pembangunan efektif dan bencana lingkungan maupun kerusakan sumberdaya alam dapat diminimalisir.
Ditinjau dari aspek sumberdaya ruang (spatial resources) di Indonesia maka beberapa pulau besar yang telah dihuni perlu menerapkan secara taat dan tertib pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Beberapa pulau besar tersebut adalah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan perlu diwaspadai lingkungan di Pulau Papua/Irian.



PENUTUP

1.       Pembangunan wilayah di Indonesia perlu direncanakan atas dasar potensi geografis secara utuh yang mencakup fisik, biotis dan sumberdaya manusia serta sosio – kulturnya.
2.       Visi pembangunan wilayah di Indonesia perlu dimantapkan kearah masa depan yang kuat sebagai negara pertanian yang didukung oleh Agro produksi, industri, bisnis, teknologi, tourisme dan sosio-kultur.
3.       Zonasi wilayah geografis dan sebaran penduduk dapat dijadikan sebagai kebijakan pembangunan spasial –sektoral yang berkelanjutan agar segera tercapai kesejahteraan bangsa.
4.       Peningkatan sumberdaya manusia dan IPTEKS merupakan sasaran utama pembangunan agar keberlanjutan pembangunan dan manfaatnya dapat segera dirasakan oleh rakyat dengan pengurangan resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam.





DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2007. Statistik Indonesia Tahun 2007. Jakarta.

Soetaryono, R., 1998, Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Jangka Panjang kedua,Kantor Menteri Negera Lingkungan Hidup, Jakarta.
Worosuprodjo, S., 2007.
Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berbasis Spasial Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Pidato
pengukuhan jabatan Guru Besar pada Fakultas Geografi UGM,
Yogyakarta.
Van Hoeve, 1997.
Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar